Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 14 Maret 2012

tips bebas kena tilang =))

Tips Bebas Kena Tilang


Ini adalah salah satu obrolan kami tatkala menonton TV. Obrolan tentang tips menghindari tilangan polisi.hehe.. boleh percaya boleh tidak. Kebetulan waktu itu saya menceritakan pada teman-teman satu rumah bahwa suatu hari pada minggu (9/10) ketika hendak ke pantai Indrayanti. 2 orang teman saya kena razia polisi di ring road selatan karena SIMnya mati (namanya mas kus) dan satu lagi tak membawa SIM (namanya Wayu).
Sebenarnya Wayu ini memang terpaksa membawa motor teman perempuan kami, karena perjalanan jauh, jd pemilik motor hanya ingin dibonceng. Sejak awal kami sepakat jika ada razia polisi maka si Wayu lah yang dibonceng. Untung tak dapat diraih malang tak dapat dielak, konvoi motor kami terus melaju, ketika lewati sedikit tikungan, alamak! banyak motor berbaris dalam 3 lajur ngantri pemeriksaan, tak sempat lagi si Wayu untuk ganti posisi karena kunci motor sudah dicekat pak polisi. Oke, konvoi kami pun terhenti, karena hendak mengawal urusan tilang di pinggir jalan itu juga.
Saat berurusan dengan polisi yang sibuk mencatat penilangan, kasak kusuk terdengar ternyata pasarannya cuma 30ribu saja kalau mau pakai “jalur damai”. Dalam hati saya berujar, hmm.. murah lho dibanding di Lampung, malah beberapa hari lalu baca status facebook temen di Lampung, bahwa dia kena tilang bayarnya 100ribu. Ah, sudahlah! Lupakan harga-harga damai itu, toh tak semua polisi yang mau seperti itu. Benar apa betul?
Setelah rembugan ber-sembilan, kami memutuskan untuk tidak mau ‘menyuap’ polisi. Kami minta untuk ikut sidang saja. Secara akademis, alasan kami sangat layak, karena ingin belajar dengan menjadi observer terlibat dalam proses pelayanan kepolisian dan berusaha mencari kerangka ilmu  reformasi birokrasi (kepolisian). Lebai gak sih? Hehe
Keputusan sudah bulat untuk ikut sidang, ternyata eh ternyata.. maskus (satu-satunya teman kami yang asli wong Yogya yang sebenarnya juga kena tilang) merapat seraya mengobrol dalam bahasa ibu pada petugas pencatatan. Lama kami menunggu surat penilangan dan info kapan kiranya mulai ikut sidang, tiba-tiba nama Wayu dipanggil petugas untuk menyerahkan KTP dan STNK  dan berkata “hati-hati di jalan ya” seraya tersenyum. Kaget? Yo jelas kaget no.. namun Maskus cepat-cepat mengajak kami untuk pergi dari tempat itu. Saat motor melaju, berkecamuk dalam benak, apa yang dikatakan Maskus kok dengan mudahnya bebas dengan senyuman.
Berhentilah kami di Toserba untuk membeli minum, di sanalah Maskus bercerita bahwa dia mengaku sebagai keluarga Bhayangkara! Oalaah jal.jal.. itu to tipsnya. Kami pun tertawa namun menarik kesimpulan nakal bahwa (mungkin) keluarga Bhayangkara itu kebal tilang, lalu apa pula indikator petugas itu kok dengan mudahnya percaya keluarga bhayangkara atau bukan. Penasaran? Saya juga penasaran ujarku menutup cerita. Ruang TV pun gaduh karena tertawa teman-teman membahana.
Lain tipsku, lain pula cerita teman satu rumahku bernama Intin. Dia menceritakan pengalaman Ibu teman kampusnya. Ketika Ibu itu kena tilang, beliau pun SKSD (sok kenal sok dekat) dengan petugas pencatatan dan mengaku sebagai guru TK petugas yang memang masih muda.
“lho, le kamu jadi polisi sekarang? Masih kenal ndak sama Ibu? Guru mu waktu TK dulu” begitulah kira-kira sang Ibu berujar.
Seraya sesekali menepuk bahu petugas, sang Ibu terus saja berusaha membuka ‘aib’ masa kanak-kanak petugas tersebut.
“dulu kamu itu mbandel banget lho, sering berantem sama teman sekalas karena rebutan ayunan”
Mungkin kebetulan begitulah adanya masa lalu petugas tersebut, dan konyolnya ia percaya! Hingga sang petugas hanya bisa senyum-senyum bertanya “Ibu mau kemana? “seraya mempersilahkan sang Ibu bebas dari tilang. Kyaa… satu lagi strategi konyol tapi ampuh. Hehe
Ada sedikit benang merah dari cerita-cerita tadi, bagi aparat kepolisian, cobalah pahami psikologis pengendara, jangan mudah percaya jika mengaku ini dan itu, namun harusnya praktek-praktek “jalan damai” itu dihapuskan dari muka bumi ini. Bagi anda yang terancam ditilang, silahkan menerapkan tips-tips itu namun jangan salahkan saya jika tak berhasil karena mungkin pihak kepolisian sudah membaca artikel ini. Dan mereka pasti tambah pinter dan tak mau “kecolongan” lagi. Heehe. Salam Tilang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar